Sabtu, 06 Februari 2010

Andy Wijaya: Cita Rasa Gundala sangat Lokal

Kalau yang ini foto Andy Wijaya di Facebook ... tampak muda banget


Andy Wijaya: Cita Rasa Gundala sangat Lokal
Pemilik toko komik lokal ini, bicara banyak tentang perkembangan komik di Indonesia.
Senin, 9 November 2009, 12:31 WIB
Irina Damayanti, Gestina Rachmawati

VIVAnews – Tak hanya bicara komik secara keseluruhan, Andy juga mengangkat tentang tokoh Gundala, figur pahlawan lokal yang sudah digandrungi sejak dulu.
Andy Wijaya, pemilik toko komik ‘ANJAYA’ yang ditemui VIVAnews di tokonya di bilangan ITC Kuningan, berbicara banyak mengenai hobi dan bisnisnya di dunia perkomikan Indonesia.
Berawal dari kegemarannya membaca komik local, akhirnya Andy memutuskan untuk membuka usaha toko komik yang sudah ditekuninya sejak 17 September 2004. “Setelah komik lokal mulai terpuruk dengan kehadiran komik import Jepang, saya merasa makin sulit untuk mencari komik-komik seperti “Gundala”, “Godam” dan “Si Buta Dari Goa Hantu”, untuk nostalgia. Untuk itu, saya berinisiatif untuk mencoba membuka toko komik Indonesia, dimana para penggemar komik lokal bisa datang kesini untuk membeli sekaligus nostalgia, dan diperkenalkan pada putra-putrinya,” ujar Andy.
Andy pun akhirnya berpetualang dan berburu komik lokal untuk menjalani bisnisnya ini. Meski kerap mendapat kesulitan, Andy tak pantang menyerah. Ia pun berburu komik hingga keluar Jakarta, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sumatra dan Padang.
“Namanya juga berburu barang koleksi, kadang kita bisa beruntung mendapatkan koleksi yang kita cari, kadang kita juga buang-buang waktu, tenaga dan uang. Karena suka nggak ketemu juga. Malah kadang kita jadi suka menemukan komik-komik baru. Karena komik Indonesia itu judulnya memang banyak sekali, Di Jakarta sebetulnya banyak, tapi milik para kolektor, dan kan mereka nggak mau jual,” imbuh Andy.
Dalam tokonya ini, Andy menjual kurang lebih sekitar 800 buah judul komik popluler. Tidak hanya cerita heroik, tema-tema roman, silat dan humor seperti komik “Petruk Gareng” juga tersedia. Beberapa koleksi dari tahun 50-an pun dijual disini, seperti “Wiro Anak Rimba (1950)”, “Ramayana (1956)” dan “Mahabarata” (1957) dan masih banyak lagi.
Andy juga menjual kisah tentang tokoh pahlawan local Gundala. Keterlibatannya pertama kali karena bekerjasama dengan BumiLangit, pemegang hak cipta Gundala. “Kita juga ngurusin penerbitan ulang, sudah hampir empat judul. Saya rasa, antusias pembacanya masih ada, sempat yang pertama itu kita cetak diatas 5000 eksemplar oplahnya,” ucap pria yang mengaku pernah bekerja di BumiLangit itu.
Meski penjualannya tidak sebesar “Jaka Sembung” dan “Si Buta Dari Goa Hantu”, animo peminat komik Gundala diakui Andy masih banyak. “Pembacanya kalo untuk yang nostalgia berusia 30 tahun keatas, tapi banyak para orangtua yang ngasih ke anaknya, yang masih usia 10 tahun sampai 12 tahun. Mereka senang ada alternatif lain selain komik-komik import. Citra rasa-nya lokal banget. Gaya bercanda dan situasi ekonominya juga sangat Indonesia.”
Karakter tokoh Gundala dikenal sangat manusiawi dan tak jauh dari keseharian kita. “Gundala itu jagoan yang bisa sedih, marah, bisa jatuh cinta, bisa ditolak perempuan dan sebagai superhero, dia sering kalah, nggak jago-jago banget, justru disitu kelihatan sisi manusiawinya,” kata Andy.
Sampai saat ini, sudah empat judul serial Gundala yang sudah dicetak ulang, yakni “Asal Usul Gundala Putra Petir”, “Perhitungan di Planet Koffox”, “Dokumen Candi Hantu”, dan “Operasi Goa Siluman”. Dijual denfan harga Rp 16.000, tapi ada harga khusus untuk yang versi bekas dan biasa dicari para kolektor, harganya bisa mencapai Rp 500.000.
Khusus untuk penjualannya, Andy Wijaya mengatakan,” Kalo dalam sebulan, di toko saya mungkin Komik Gundala bisa laku sekitar 30-40 eksemplar. Saya punya 23 judul Gundala, tapi masih ada satu yang saya cari. Karena kendalanya pengarangnya sendiri kadang suka lupa udah bikin komik berapa kali. Kalo Gundala sendiri, keuntungannya cukuplah, nggak sampe rugi. Mungkin BEP-nya dalam waktu setahun. Karena untuk komik ini, pangsa pasarnya masih ada.”
Andy pun bercita-cita untuk bisa mengeskpos tokoh Gundala lebih luas agar bisa terdengar, entah itu lewat film atau sinetron. Hal ini ia rencanakan untuk menyambut Ultah Gundala yang ke lima Windu.
Sebelum menutup wawancara, Andy juga mencurahkan harapannya demi masa depan komik Indonesia.
“Saya berharap banyak terutama pada generasi muda, mereka kan ujung tombak kita. Semoga mereka masih mau membuat karakter komik-komik baru dan juga mau meneruskan lagi karakter yang pernah jaya seperti “Gundala”, “Godam” dan “Si Buta Dari Goa Hantu”, sehingga komik Indonesia bisa bangkit lagi,” papar Andy yang senang pernah bertemu dan mengobrol langsung dengan Hasmi, pencipta tokoh Gundala.

Dari : http://cangkang.vivanews.com/news/read/103881-andy_wijaya__cita_rasa_gundala_sangat_lokal

1 komentar: